Rabu, 10 Oktober 2012
kandungan flavanoid dalam sarang semut
Sarang Semut adalah istilah Indonesia untuk menyebut genus myrmecodia, suatu genus tanaman mirmekofita epifit yang berasal dari Asia Tenggara dan kepulauan besar yang terbentang sampai Queensland, Australia. Istilah Myrmecodia berasal dari bahasa Yunani myrmekodes yang berarti “mirip semut” atau “dikerumuni semut”. Sarang Semut tumbuh pada dahan atau batang tumbuhan. Di alam, akar umbi Sarang Semut biasanya terjuntai pada cabang-cabang tanaman tanpa jumlah substrat yang signifikan, sehingga bergantung kepada proses simbiosis untuk kebutuhan nutrisinya. Tanaman ini menghantarkan sari makanan dan air melalui bongkot coklat keabu-abuan yang mengembang dan ditumbuhi duri-duri. Batangnya yang tebal dan tidak bercabang terbungkus oleh klipeoli dan alveoli yang juga mengandung duri dan dipenuhi oleh daun-daun kecil.
Meski dikatakan herbal alami, akan tetapi secara bawaan, setiap tumbuhan memiliki kandungan kimia asli bawaan tumbuhan tersebut, dan ternyata setelah sarang semut di teliti dengan ilmu farmasi dan menggunakan teknoligi tinggi, sarang semut memiliki beberapa kandungan kimia asli yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, yaitu
Flavonoid yang merupakan salah satu golongan dari senyawa fenolik merupakan senyawa dari pigmen pada tumbuhan. Diperkirakan ada sekitar 6.000 senyawa yang berbeda – beda yang terkandung dalam senyawa ini dan sangat banyak memiliki manfaat yang luar biasa untuk kesehatan tubuh manusia, diantaranya :
- Antioksidan yang terkandung dalam flavonoid sangat baik sebagai antioksidan pencegah kanker.
- Melindunsi struktur sel atau jaringan yang ada pada setiap bagian tubuh
- Mengandung vitamin C yang memilki hubungan sinergis yang baik bagi tubuh
- Sebagai antiinflamasi
- Sebagai senyawa yang digunakan sebagai obat untuk pencegahn secara dini pengeroposan tulang sebelum atau pada saat menopause
- Sebagai antibiotic yang baik guna untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh yang menurut penelitian secara medis sebagai pencegahan dan pengobatan asma, mata katarak, diabetes, encok/reumatik, migraine, wasir dan penyakit lainnya
maslah: bagaimana mekanisme kerja dari flavonoid sebagai inaktivasi karsinogen,dan anti oksidan pencegah kanker?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
menurut artikel yang saya baca:
BalasHapusFlavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan. Saat ini lebih dari 6.000 senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan flavonoid. Flavonoid merupakan bagian penting dari diet manusia karena banyak manfaatnya bagi kesehatan.
Fungsi kebanyakan flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, memiliki hubungan sinergis dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C), antiinflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik.
Dalam banyak kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri atau virus. Fungsi flavonoid sebagai antivirus telah banyak dipublikasikan, termasuk untuk virus
HIV (AIDS) dan virus herpes.
Selain itu, flavonoid juga dilaporkan berperan dalam pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit lain seperti asma, katarak, diabetes, encok/rematik, migrain, wasir, dan periodontitis (radang jaringan ikat penyangga akar gigi). Penelitian-penelitian mutakhir telah mengungkap fungsi-fungsi lain dari flavonoid, tidak saja untuk pencegahan, tetapi juga untuk pengobatan kanker.
Banyak mekanisme kerja dari flavonoid yang sudah terungkap, misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, serta pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut. Kemampuan Sarang Semut secara empiris untuk pengobatan berbagai jenis kanker atau tumor, TBC, dan encok/rematik diduga kuat berkaitan dengan kandungan flavonoid Sarang Semut.
Mekanisme kerja antioksidan
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi. Fungsi pertama merupakan fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen. Antioksidan (AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer. Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida (R*, ROO*) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil, sementara turunan radikal antioksidan (A*) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida.
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan, yaitu memperlambat laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai autooksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil (Gordon,1990).
Penambahan antioksidan (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak. Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun propagasi (Gambar 1). Radikal-radikal antioksidan (A*) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida lain membentuk radikal lipida baru (Gordon, 1990).
Inisiasi : R* + AH ———-> RH + A*
Radikal lipida
Propagasi : ROO* + AH ——-> ROOH + A*
Senyawa Flavonoid yang berpotensi sebagai antitumor/antikanker adalah genistein yang merupakan isoflavon aglikon (bebas). Genistein merupakan salah satu komponen yang banyak terdapat pada kedelai dan tempe. Penghambatan sel kanker oleh genistein, melalui mekanisme sebagai berikut : (1) penghambatan pembelahan/proliferasi sel (baik sel normal, sel yang terinduksi oleh faktor pertumbuhan sitokinin, maupun sel kanker payudara yang terinduksi dengan nonil-fenol atau bi-fenol A) yang diakibatkan oleh penghambatan pembentukan membran sel, khususnya penghambatan pembentukan protein yang mengandung tirosin; (2) penghambatan aktivitas enzim DNA isomerase II; (3) penghambatan regulasi siklus sel; (4) sifat antioksidan dan anti-angiogenik yang disebabkan oleh sifat reaktif terhadap senyawa radikal bebas; (5) sifat mutagenik pada gen endoglin (gen transforman faktor pertumbuhan betha atau TGFβ). Mekanisme tersebut dapat berlangsung apabila konsentrasi genestein lebih besar dari 5μM
BalasHapussebagai antioksidan,yaitu melalui mekanisme jalur apoptosis sel, dimana fragmentasi diawali dengan dilepasnya rantai proksimal DNA oleh senyawa oksigen reaktif seperti radikal hidroksil
BalasHapusMekanismenya yaitu dengan menghambat kerja enzim DNA topoisomerase IB (topo I) dan topoisomerase II (topo II) pada sel kanker.Enzim tersebut adalah enzim yang berperan dalam proses replikasitranskripsi dan rekombinasi DNA dan juga proses proliferasi dandiferensiasi sel kanker. dengan dihambatnya enzim DNA topoisomerasemaka proses dalam sel akan terhenti dan akhirnya akan terjadi kematian sel tersebut
BalasHapusmenurut saya mekanisme kerja flavonoid sebagai karsinogen dan anti oksidan pencegah kanker Penghambatan sel kanker oleh genistein, melalui mekanisme sebagai berikut penghambatan pembelahan/proliferasi sel (baik sel normal, sel yang terinduksi oleh faktor pertumbuhan sitokinin, maupun sel kanker payudara yang terinduksi dengan nonil-fenol atau bi-fenol A) yang diakibatkan oleh penghambatan pembentukan membran sel, khususnya penghambatan pembentukan protein yang mengandung tirosin; dan dengan mekanisme fragmentasi yang dilepaskan rantai proksimal dna oleh senyawa oksigen
BalasHapus